Suatu
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta
pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran
(verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah
ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan
seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang
terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian,
masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang
lebih kokoh. (
lihat pendahuluan )
ini adalah ebook skripsi... http://olahdatainstan.com/eskripsi/
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan
masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat,
padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah
yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.
Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam
arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan
siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika?. (
Tips membuat rumusan masalah )
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan
rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara
merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat
tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian.
Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak
membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian
tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian
pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling
tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian
dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah
yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar
inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan
tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional.
Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan
atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan
atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat
kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk
perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki
prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika
dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis
yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
5. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian
terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti
luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi
alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian
ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.
6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur
dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu
membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat
bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan
dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan
dengan metodologi penelitian.
7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel
yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian.
Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi
subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan penelitian
tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan
seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian
sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada
suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan
yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang
lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural,
teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan
penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan
kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data
yang diinginkan.
8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila
diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna
seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi
penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep
pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria
bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut
terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian.
Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan
asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian
yang diberikan oleh peneliti.
Definisi
istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan
diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak
langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang
cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel.
Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah
kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi,
mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi
operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang
diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan
definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa
sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali
oleh orang lain.
(Lihat Glossary)
9. Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling
tidak mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel,
(3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
a. Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan
perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian
eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur
latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan
karakteristik variabel
dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan
penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk
mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam
penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan
ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris,
deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis,
korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini
dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
(Lihat beberapa kesalahan dalam desain penelitiian)
b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang
dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian
eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan
dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada
cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik
populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara
pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar
sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat
mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel
merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya
dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap
populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik
populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam
generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian
Populasi dan Sampel
adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau
subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c)
besarnya sampel.
c. Instrumen penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur
pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah
instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling
tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus
memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi,
harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila
instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada
kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing
butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan
secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan
karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam
ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang
tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti
dengan Alat dan Bahan.
d. Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah
petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal
waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain
sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan
serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses
mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal
lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat
dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
e. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan.
Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik
inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai
atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk
diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya,
bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik
memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih
akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik
nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus
memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik
nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang
digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik
analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak
perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis
data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian
tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam
analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya
SPSS for Windows.
10. Landasan
Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap
suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai
dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis
peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan
Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji
tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan
dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok,
yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan
kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas
hipotesis yang telah diajukan Bab I.
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap
variabel
yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam.
Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti
untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian
dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan
terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu
subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari
berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi,
laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi
ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan
penelitian didasarkan pada sumber
kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber
kepustakaan sekunder
dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan
kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian
yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta
sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu
pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan
disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang
pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan
teori-teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji
didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali
untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip
kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori
yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode
berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi
berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif.
Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian.
Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat
kaitannya dengan masalah yang diteliti.
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan
sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan
dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan
dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar
rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara
berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir,
nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3.
judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama
penerbit.
Cara Membuat Rujukan Skripsi
Seringkali
mahasiswa masih kebingungan dalam membuat daftar rujukan pada
penelitiannya. Berikut ini cara membuat rujukan beserta contoh-contoh
sumber rujukan yang dipakai dalam penelitian. diantara caranya adalah:
1) mulailah dengan studi-studi di bidang anda yang paling akhir yang
dimuat dalam terbitan-terbitan terbaru dan kemudian bekerjalah mundur ke
terbitan-terbitan sebelumnya. 2) Bacalah abstrak atau
ringkasan suatu laporan terlebih dahulu untuk menetapkan apakah laporan
itu relevan dengan masalah anda atau tidak. 3) Sebelum
membuat catatan, baca jelajahilah (skim) laporan tersebut dengan cepat
guna mengetahui bagian-bagian yang ada kaitannya dengan masalah anda. 4)
Buatlah catatan langsung pada kartu catatan, karena kartu
lebih mudah diseleksi dan disusun dari pada lembaran kertas, amplop dan
sebagainya. 5) Tulislah referensi bibliografi secara lengkap untuk setiap karya. 6) Untuk memudahkan pemilihan dan penyusunan, jangan memasukkan lebih dari satu referensi pada setiap kartu. 7) Jangan
lupa memberi tanda bagian mana yang merupakan kutipan langsung dari
pengarang dan bagian mana yang merupakan susunan kata anda sendiri
Berikut ini beberapa contoh cara membuat rujukan yang berasal dari
beberapa sumber, diantaranya: buku, jurnal, majalah, koran, dan
lain-lain.
(1) Rujukan dari Buku
Ibrahim, Hamadah. 1987. Al-ittijahat al-mu’ashirah fi tadris al-lughah al-arabiyyah wa al-lughat al-hayyah al-ukhra li ghairi al-nathiqin biha. Al-Qahirah: Dar al-fikr al-arabi.
(2) Artikel dalam jurnal
Mahjudin, Aliudin. 2002. Liga Arab antara Harapan dan Kenyataan. Al-Hadharah: Bahasa, Sastra dan Budaya Arab, 2(1): 69-78.
(3) Artikel dalam Majalah atau Koran
Suryadarma. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48. Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
(4) Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
(5) Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
(6) Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(7) Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan Oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
(8) Rujukan Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Murtadho, Nurul. 1991. Silabus
Matakuliah Keterampilan Berbicara Dengan Pendekatan Komunikatif untuk
Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab JPBA FPBS IKIP Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang.
(9) Rujukan Berupa Makalah Seminar, Penataran atau Lokakarya
Azhari, Abd. Rauf Dato’ Haji Hassa. 2004. Kebolehgunaan dan Kesesuaian Laman Web Arab dalam Penguasaan Bahasa Arab di Kalangan Penutur Melayu. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Pemanfaatan Self Access Center dan Internet untuk Pembelajaran Bahasa Arab di Era Global, Jurusan Sastra Arab FS UM, Malang, 27 Oktober 2004.
(10) Rujukan dari Internet
Al-afghani, Said. 2003. Al-Mujaz fi Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah, (Online) (http://www.manarcom.com, diakses 17 Desember 2004).
Membuat Pendahuluan Skripsi, Tesis, Disertasi atau Proposal
Kali
ini kita akan mengembangkan outline pendahuluan sesuai dengan susunan
yang sering dipakai di berbagai institusi pendidikan pada umumnya.
Meskipun pada kenyataannya, fleksibilitas lah yang lebih menentukan arah
pengembangan outline pendahuluan tersebut, mengingat jenis dan ragama
sasaran dan audien dari hasil penelitian itu sendiri pada nantinya.
Membuat Pendahuluan
Saya
pernah membaca di salah satu artikel yang saya temukan internet, bahwa
pendahuluan setidaknya menjadi pertanyaan berikut ini.
What is this?
Why am I reading it?
What do you want me to do?
Kurang
lebihnya jawaban yang harus Anda lakukan dalam membuat sebuah
pendahuluan skripsi, tesis, atau disertasi atau juga yang masih berupa
proposal.
Set the context
– lengkapi dengan informasi-informasi yang umum seputar ide pokok
sehingga mampu mengondisikan pembaca mendapatkan rasa dari apa yang
kita bahas, serta dari pembacaan informasi tersebut ciptakan
mereka mendukung apa yang sedang Anda teliti.
State why the main idea is important
– Tuliskan dengan membayangkan pembaca pendahuluan penelitian Anda
peduli terhadap apa yang Anda teliti dan menanti kelanjutan dari
penelitian Anda.
State your thesis/claim
– karang barang satu atau dua kalimat yang menyatakan posisi atau
kedudukan Anda menghadapi masalah yang menjadi topik dalam
penelitian Anda.
Kadangkala
dalam penelitian dijumpai penulisan definisi istilah atau definisi
operasional yang bertujuan untuk menggiring pembaca dapat memahami
situasi yang kita ciptakan. Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan
tingkat kepentingan apa yang menjadi topik penelitian. Ditutup dengan
batasan-batasan yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian serta action
apa saja yang diberikan dalam penelitian tersebut.
Struktur
pendahuluan sendiri dapat dilihat pada jenis-jenis proposal yang saya
sebutkan pada bagian lain. Silahkan dilihat pada struktur proposal
penelitian lapangan (kualitatif/kuantitatif), kajian pustaka maupun
penelitian pengembangan.
Apa
yang saya jelaskan di atas merupakan sebuah gambaran pendahuluan yang
sangat umum. Untuk penelitian yang lebih khusus diperlukan struktur
tambahan guna menyampaikan gagasan penelitian.
Semoga bermanfaat.
Berikut beberapa tip untuk membuat rumusan masalah:
1. Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis.
·
Jenis Analitik Paper, yang merinci atau menjabarkan sebuah ide/gagasan
menjadi bagian-bagian, mengevaluasi ide/gagasan, dan mempresentasikan
hasil rincian/jabaran kepada khalayak.
· Jenis Expository (Explanatory) Paper, yang menjelaskan sesuatu kepada khalayak.
· Jenis
Argumentative Paper, yang mengklaim sebuah topik dan menjustifikasi
klaim tersebut dengan fakta-fakta. Klaim bisa berupa opini, usaha
perbaikan, atau evaluasi, pernyataan sebab-akibat, atau intepretasi.
Tujuan dari argumentative paper adalah untuk meyakinkan audiens bahwa
klaim itu berdasarkan kebenaran di atas bukti-bukti yang mendukung.
2. Rumusan
masalah haruslah se-spesifik mungkin. Artinya hanya mencakup apa yang
akan didiskusikan pada penelitian serta harus didukung bukti atau teori
yang spesifik.
3. Rumusan masalah biasanya terlihat di akhir paragraf pertama dalam sebuah karya tulis ilmiah.
4.
Tema
terkadang berubah pada waktu proses penulisan. Jadi dibutuhkan revisi
untuk merefleksikan kenyataan yang dipermasalahan pada penelitian.
Contoh Operasional Variabel
Operasinalisasi dalam variabel, indikator dan item yaitu sebagai berikut.
1) Faktor Internal (X)
Faktor
Internal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada
diri konsumen yang mencakup motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap terhadap keputusan pembelian.
Variabelnya:
a) Motivasi (X1)
Adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.
Indikator : kebutuhan merawat rambut, kebutuhan memiliki rambut bersih, kebutuhan memiliki rambut bebas ketombe.
Item-itemnya adalah:
(1) Dorongan kebutuhan akan perawatan rambut (X1.1)
(2) Dorongan kebutuhan akan memiliki rambut bersih X1.2)
(3) Dorongan kebutuhan memiliki rambut bebas ketombe (X1.3)
b) Persepsi (X2)
Adalah
proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti.
Indikator : manfaat shampo, keamanan bahan pembuat shampo, variasi kemasan, dan popularitas merek shampo.
Item-itemnya adalah:
(1) Pemahaman terhadap manfaat shampo (X2.1)
(2) Pemahaman terhadap keamanan bahan pembuat shampo (X2.2)
(3) Pemahaman terhadap variasi kemasan (X2.3)
(4) Pemahaman terhadap popularitas merek shampo (X2.4)
c) Pembelajaran (X3)
Adalah proses perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman dan informasi.
Indikator : informasi dari media iklan, pengalaman diri sendiri, informasi dari keluarga, informasi dari teman, dan informasi dari penjual.
Item-itemnya adalah:
(1) Informasi yang diperoleh dari media iklan (X3.1)
(2) Pengalaman diri sendiri (X3.2)
(3) Informasi yang diperoleh dari keluarga (X3.3)
(4) Informasi yang diperoleh dari teman (X3.4)
(5) Informasi yang diperoleh dari penjual (X3.5)
d) Kepribadian (X4)
Adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkat laku.
Indikator : keyakinan terhadap manfaat shampo, kepentingan terhadap shampo.
Item-itemnya adalah:
(1) Keyakinan terhadap manfaat shampo (X4.1)
(2) Kepentingan terhadap shampo (X4.2)
e) Sikap (X5)
Adalah suatu penilaian suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu obyek.
Indikator : kepuasan pemakaian, kesesuaian harga, kemudahan mendapatkan shampo.
Item-itemnya adalah:
(1) Penilaian kepuasan dalam pemakaian (X5.1)
(2) Penilaian terhadap kesesuaian harga (X5.2)
(3) Penilaian terhadap kemudahan mendapatkan shampo. (X5.3)
2) Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan
Pembelian yaitu suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai
alternatif sesuai dengan kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu
pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Variabelnya adalah pembelian shampo Sunsilk (Y1)
Indikator : pembelian berdasarkan coba-coba, pembelian berdasarkan merk, pembelian ulang shampo Sunsilk
Item-itemnya adalah:
(1) Pembelian shampo Sunsilk berdasarkan coba-coba (Y1.1)
(2) Pembelian shampo Sunsilk berdasarkan merk (Y1.2)
(3) Pembelian shampo Sunsilk ulang shampo Sunsilk (Y1.3)
Berdasarkan tabel penjelasan di atas lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 di halaman berikutnya.
Tabel
Konsep, Variabel, Indikator dan Item
Konsep
|
Variabel
|
Indikator
|
Item
|
Faktor Internal (X)
|
Motivasi (X1)
|
Kebutuhan merawat rambut, kebutuhan memiliki rambut bersih, kebutuhan memiliki rambut bebas ketombe.
|
(1) Dorongan kebutuhan akan perawatan rambut (X1.1)
(2) Dorongan kebutuhan akan memiliki rambut bersih X1.2)
(3) Dorongan kebutuhan memiliki rambut bebas ketombe (X1.3)
|
Persepsi (X2)
|
Manfaat shampo, keamanan bahan pembuat shampo, variasi kemasan, dan popularitas merek shampo.
|
(1) Pemahaman terhadap manfaat shampo (X2.1)
(2) Pemahaman terhadap keamanan bahan pembuat shampo (X2.2)
(3) Pemahaman terhadap variasi kemasan (X2.3)
(4) Pemahaman terhadap popularitas merek shampo (X2.4)
|
Pembelajaran (X3)
|
Nformasi
dari media iklan, pengalaman diri sendiri, informasi dari keluarga,
informasi dari teman, dan informasi dari penjual.
|
(1) Informasi yang diperoleh dari media iklan (X3.1)
(2) Pengalaman diri sendiri (X3.2)
(3) Informasi yang diperoleh dari keluarga (X3.3)
(4) Informasi yang diperoleh dari teman (X3.4)
(5) Informasi yang diperoleh dari penjual (X3.5)
|
Kepribadian (X4)
|
Keyakinan terhadap manfaat shampo, kepentingan terhadap shampo
|
(1) Keyakinan terhadap manfaat shampo (X4.1)
(2) Kepentingan terhadap shampo (X4.2)
|
Sikap (X5)
|
Kepuasan pemakaian, kesesuaian harga, kemudahan mendapatkan shampo
|
(1) Penilaian kepuasan dalam pemakaian (X5.1)
(2) Penilaian terhadap kesesuaian harga (X5.2)
(3) Penilaian terhadap kemudahan mendapatkan shampo. (X5.3)
|
Keputusan pembelian (Y)
|
Pembelian shampo Sunsilk (Y1)
|
Pembelian berdasarkan coba-coba, pembelian berdasarkan merk, pembelian ulang shampo Sunsilk
|
(1) Pembelian shampo Sunsilk berdasarkan coba-coba (Y1.1)
(2) Pembelian shampo Sunsilk berdasarkan merk (Y1.2)
(3) Pembelian shampo Sunsilk ulang shampo Sunsilk (Y1.3)
|
Contoh Kuesioner
Sesudah mengetahui contoh
operasi variabel, selanjutnya adalah membuat angket/kuesioner untuk masing-masing variabel tersebut.
Berikut adalah model kuesioner dari contoh operasi variabel sebelumnya.
Bagian I
Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda cek pada kotak yang sesuai dengan pilihan Anda.
Nama : ................................................................. (boleh tidak diisi)
Alamat : ................................................................. (boleh tidak diisi)
Usia saat ini : ...... tahun
Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Status tingkat pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMU
d. Sarjana
e. Lainnya (................................)
Pekerjaan Anda saat ini
a. Pelajar/mahasiswa ÿ
b. Pegawai Swasta
c. Pegawai Negeri
d. Wiraswasta
e. Lainnya (................................)
Pendapatan/uang saku Anda per bulan
a. < Rp. 150.000
b. Rp. 150.000 – Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000
d. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
e. > Rp. 2.000.000
Bagian II
Pernyataan
pada poin II (pernyataan yang berkaitan dengan faktor internal
merupakan tolok ukur pengaruh variabel faktor internal terhadap
keputusan pembelian shampo Sunsilk. Oleh karena itu Saudara/Saudari
dimohon untuk memberikan tanda cek (Ö) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda).
Contoh:
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena adanya dorongan kebutuhan untuk merawat rambut
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Motivasi (X1)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena adanya dorongan kebutuhan untuk merawat rambut
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena adanya dorongan kebutuhan memiliki rambut hitam
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena adanya dorongan kebutuhan memiliki rambut bebas ketombe
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Persepsi (X2)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena manfaat shampo sesuai kebutuhan
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena keamanan bahan pembuat shampo
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena variasi kemasan shampo (bahan pilihan kemasan)
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena merek shampo terkenal
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Pembelajaran (X3)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari media iklan
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena pengalaman dari diri sendiri (pernah memakai shampo Sunsilk)
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari keluarga
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari teman
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari penjual toko
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Kepribadian (X4)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena yakin terhadap manfaat shampo Sunsilk
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena merasa pentingnya shampo Sunsilk untuk pergaulan
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Sikap (X5)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena kepuasan dalam pemakaian
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena sesuainya harga shampo Sunsilk
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena mudahnya mendapatkan shampo di toko manapun
|
|
|
|
|
|
Pernyataan Untuk Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Pernyataan
|
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena ingin mencoba
|
|
|
|
|
|
Saya membeli shampo Sunsilk karena popularitas merek shampo
|
|
|
|
|
|
Saya akan mengulangi membeli shampo Sunsilk
|
|
|
|
|
|
Statistik, “Signifikan ?”
Untuk kali saya ingin menindaklanjuti dari post sebelumnya ‘Under Construction’, yaitu untuk sedikit membantu rekan-rekan yang masih bingung dengan analisis statistik dari penelitiannya.
“Data
tentang peran masyarakat akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Kegiatan optimasi bioremediasi yang mencakup kegiatan: perlakuan
aerasi, perlakuan temperatur, perlakuan pH dan perlakuan komposisi
bakteri (isolat tunggal dan konsorsium), akan dianalisis menggunakan Uji
F (ANOVA), dan akan dilanjutkan dengan Uji Beda untuk perlakuan yang
menunjukkan perbedaan pengaruh yang signifikan.”
Paragraf di atas
merupakan hal yang sering kita jumpai baik pada proposal, skripsi maupun
disertasi. Memang sering kali kita merasa bingung, apa sih yang
dimaksud dengan analisis?, apa sih maunya? buat apa?
Baiklah,
selanjutnya saya tidak membahas tentang pengertian analisis sendiri.
Silahkan baca-baca lagi. Saya hanya ingin menyampaikan di sini jenis
analisis statistik pada macam-macam variabel.
Jadi bermanfaat jika dan hanya jika Anda sudah sampai pada pengertian statistik dan variabel penelitian Anda sendiri. Hmm...
Awalnya
setiap peneliti pasti menemukan pertanyaan, “Berapa variabel yang akan
dilibatkan dalam penelitian ini?”. Di sini kita mulai dengan pemilihan
statistik pada jenis penelitian yang memuat satu variabel.
Analisis Satu Variabel
Pada jenis ini, maka pertanyaan selanjutnya adalah:
How do you want to treat the variable with respect to scale of measurement?"
- Nominal
- Ordinal
- Interval
Jika Anda memilih nominal, pertanyaan selanjutnya adalah:
What do you want to know about the distribution of the variable?"
- Frequencies
- Dispersion
Wuiih…
sudah sampe sini dulu, saya yang capek mau nulis bagaimana lagi.
Terlalu banyak istilah asing kelihatannya.Lanjut lagi…Sepengetahuan saya
untuk central tendency (kecondongan terpusat) maka yang berlaku adalah:
Statistical Test = (none)
Statistical Measure = The Mode
Sumber:
McNemar, Q. Psychological Statistics. Fourth Edition. New York: Wiley 1969, p.14
Beberapa Kesalahan dalam Desain Penelitian
Pendahuluan
Dalam
melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti
yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian
secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa
desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan
penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman
arah yang jelas.
Agar
tercapai pembuatan desain yang benar, maka peneliti perlu menghindari
sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan.
Kesalahan-kesalahan tersebut ialah:
a. Kesalahan Dalam Perencanaan
Kesalahan
dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan dalam
menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Kesalahan ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam merumuskan
masalah. Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan infromasi
yang tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang
diteliti. Cara mengatasi kesalahan ini ialah mengembangkan proposal yang
baik dan benar yang secara jelas menspesifikasikan metode dan nilai
tambah penelitian yang akan dijalankan.
b. Kesalahan Dalam Pengumpulan Data
Kesalahan
dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan kesalahan
dalam proses pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat
memperbesar tingkat kesalahan yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan
yang tidak matang. Untuk menghindari hal tersebut data yang dikoleksi
harus merupakan represntasi dari populasi yang sedang diteliti dan
metode pengumpulan datanya harus dapat menghasilkan data yang akurat.
Cara mengatasi kesalahan ini ialah kehati-hatian dan ketepatan dalam
menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang dalam proposal.
c. Kesalahan Dalam Melakukan Analisa
Kesalahan
dalam melakukan analisa dapat terjadi pada saat peneliti salah dalam
memilih cara menganalisa data. Selanjutnya, kesalahan ini disebabkan
pula adanya kesalahan dalam memilih teknik analisa yang sesuai dengan
masalah dan data yang tersedia. Cara mengatasi masalah ini ialah buatlah
justifikasi prosedur analisa yang digunakan untuk menyimpulkan dan
memanipulasi data.
d. Kesalahan Dalam Pelaporan
Kesalahan
dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
menginterprestasikan hasil-hasil penelitian. Kesalahan seperti ini
terjadi pada saat memberikan makna hubungan-hubungan dan angka-angka
yang diidentifikasi dari tahap analisa data. Cara mengatasi kesalahan
ini ialah hasil analisa data diperiksa oleh orang-orang yang benar-benar
ahli dan menguasai masalah hasil penelitian tersebut.
Analisis Statistik Dua variabel
Analisis statistik dua variabel sendiri, dilihat dari jenis variabel terbagi menjadi 6 bagian:
Berikut penjelasan untuk masing-masing bagian.
Dua Variabel, Keduanya Interval
Pada jenis ini maka yang perlu diperhatikan adalah “adakah perbedaan antara variabel dependent dan variabel independent”
a. Ada Perbedaan Antara Variabel Dependent Dan Variabel Independen
Pada jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
1) Relationship as Linear
Statistical Test
|
Regression coefficient (b or beta)
Beta is a standardized version of b
|
Statistical Measure
|
F test (F equals t-squared)
|
SPSS
|
Regression
|
SAS
|
GLM, Reg.
|
Sumber :
Hays, W. L. Statistics for the Social Sciences. Second edition. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
2) Relationship not as Linear
Statistical Test
|
Coefficients from curvilinear regression (b or beta)
|
Statistical Measure
|
F test (F equals t-squared for each coefficient)
|
SPSS
|
Regression, oneway
|
SAS
|
GLM.
|
Sumber :
Draper, N. R., and Smith, H. Applied Regression Analysis. New York: Wiley, 1966.
Hays, W. L. Statistics for the Social Sciences. Second edition. New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1973.
b. Tidak Ada Perbedaan Antara Variabel Dependent Dan Variabel Independen
Pada jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
1) Two variables are equal
Statistical Test
|
(none)
- The t test for paired observations is appropriate for parallel
measures from matched cases as well as for repeated measures on a
single set of cases.
|
Statistical Measure
|
t-test for paired observations
|
SPSS
|
T-Test
|
SAS
|
MEANS
|
Sumber :
Hays, W. L. Statistics for the Social Sciences. Second edition. New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1973.
2) Two variables are not equal
- Linear
a) Agreement
* Ada penalty jika tidak ada kesamaan distribusi
Statistical Test
|
Robinson's A,
or the intraclass correlation coefficient (The intraclass correlation coefficient is a biased estimator)
|
Statistical Measure
|
F test
|
SPSS
|
T-Test
|
SAS
|
MEANS
|
Sumber :
Robinson, W. S. The statistical measurement of agreement. American Sociological Review 22 (1957)
McNemar, Q. Psychological Statistics. Fourth edition. New York: Wiley 1969.
* Tidak ada penalty
Statistical Test
|
Krippendorff's coefficient of agreement
|
Statistical Measure
|
(none)
|
SPSS
|
-
|
SAS
|
-
|
Sumber :
Robinson, W. S. The statistical measurement of agreement. American Sociological Review 22 (1957)
McNemar, Q. Psychological Statistics. Fourth edition. New York: Wiley 1969.
Berdasarkan
pendapat Umar (1999: 43). menyatakan bahwa data primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti
hasil dari hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.
Menurut
pendapat Umar (1999:43), menyatakan bahwa data sekunder adalah data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul
data primer atau pihak lain Jadi data sekunder merupakan data yang
secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan
merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan.